Pecandu Narkoba Jadi Petani Sukses Berkat Zakat Kita
Mungkin ada beberapa yang nggak percaya dengan kisah yang bakal ane sampein ini. Sebuah cerita dari seorang teman di Facebook tentang seorang mantan pecandu Narkoba yang menjadi petani sukses di kampung halamannya, Cibodas, Jawa Barat. Namanya, Mas Ade Rukmana. Temen ane ketemu langsung dengan Mas Ade pas lagi di Jakarta, sebulan lalu.
Selain membersihkan harta, zakat juga sebagai wujud dari ketaataan bagi orang yang memberikan. Bisa dibilang, “Orang Taat Bayar Zakat”. Jika dikelola dengan baik dan benar, zakat bisa memberikan manfaat lebih ke masyarakat. Salah satunya kelompok tani bentukan Mas Ade yang menerima manfaat dari zakat.
Berikut, kisah nyata yang diceritain sama temen ane di facebook miliknya. Silahkan dibaca Gan tulisan temen ane ini.
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
(HR. Ahmad, Tabrani)
Hari itu, tepatnya April 2019, saya terkagum dengan seorang pria yang berada di panggung kecil, tepat di depan saya duduk. Satu kalimat yang membekas di ingatan saya, pria ini ingin dirinya bermanfaat untuk banyak orang demi menebus kesalahannya di masa lalu. Dirinya mengaku, pernah mengalami over dosis karena narkoba namun tetap hidup berkat rahmat Allah.
Namanya Ade Rukmana. Biasa dipanggil Ade. Dia adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Menurut penuturannya, dia anak yang paling “bengkok” dari ketiga kakak-kakaknya. Hingga pada usia 13 atau 14 tahun, Ade yang saat itu kelas 1 SMP mulai mengenal narkoba bersama teman-temannya. Alasannya cuma satu, demi sebuah eksistensi.
Ade yang saat itu masih bersekolah, mulai kecanduan dengan obat-obatan terlarang. Hampir semua jenis Narkoba, sudah pernah dia rasakan. Dari seorang pecandu, Ade menjadi penjual demi memenuhi hasratnya menikmati obat setan itu. Kurang lebih 11 tahun, Ade ‘berteman’ dengan Narkoba. “Saat itu, saya merasa ini bukan saya. Kayak ada monster kecil di kepala saya. Semua yang diberikan Tuhan, saya nggak bisa ngerasain.” Cerita Ade tentang apa yang ada dipikirannya saat itu.
Hingga pada suatu masa, Ade over dosis dan dilarikan ke rumah sakit. Ade merasa depresi. Ingin rasanya, Tuhan segera mencabut nyawanya. Ia melihat kedua orang tuanya merasa sakit akibat ulahnya. Inilah kiamat kecil bagi keluarganya. Mamanya menangis melihat kondisinya saat itu.
“Setelah sembuh, dari rumah sakit, saya dibawa ke panti rehabilitasi, Rumah Cemara. Pikiran saya mulai terbuka tentang kehidupan. Saya mutusin buat balik ke kampung untuk usaha pertanian. Tapi masyarakat memandang saya sebelah mata. terus bisnis saya gagal. Saya memakai narkoba lagi.” Kenang Mas Ade di awal masa kesembuhannya yang pertama.
Mas Ade pun kembali ke Rumah Cemara. Kata pendampingnya, dia harus bekerja di sini sambil hijrah agar tidak kembali ke jalan yang salah. Hampir 8 tahun Mas Ade mengabdi di tempat itu. Dia benar-benar bersih dari Narkoba. Tapi ada yang mengganjal di hatinya. Dia ingin mengabdi untuk kampungnya lagi. Mas Ade pun keluar dari pekerjaannya dan kembali ke kampung halaman.
Masyarakat masih memandang Ade sebelah mata. Tapi hatinya lebih “siap” dari sebelumnya. Itu hak mereka untuk menganggap Ade adalah butiran debu. Fokusnya hanya ingin melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri dan masyarakat kecil. Ade kembali membangun bisnis pertaniannya dari nol. Jatuh bangun di 3 tahun pertama bahkan sampai harus mengutang sana sini, Ade merasa kuat. Pandangan warga sekitar pada dirinya, sudah tidak digubrisnya lagi.
“Bantuan dari Zakat masyarakat”
Setelah dirinya berhasil melewati di 3 tahun pertama yang penuh dengan kesulitan, Ade mulai bangkit. Tidak mau maju sendirian, Ade mencoba mengajak masyarakat kecil di lingkungan sekitarnya untuk bertani dengan membentuk kelompok tani yang diberi nama Macakal yang artinya berdikari. Namun Ade sadar, dia tidak punya modal yang cukup untuk memfasilitasi Desa Tani-nya.
Tidak mau menyerah, Ade mengirim proposal kepada pihak Dompet Dhuafa untuk memberikan manfaat zakat kepada kelompok taninya. Dia tahu, kalau Dompet Dhuafa tidak hanya menyalurkan zakat dalam bentuk uang dan makanan, tapi juga membantu pemberian dana hibah untuk memutus lingkaran kemiskinan di Indonesia. Dompet Dhuafa merangkul masyarakat di seluruh daerah dengan berbagai program pemberdayaan, agar terciptanya entrepreneur dan lapangan kerja baru.
Keinginannya untuk memakmurkan buruh tani, petani kecil, dan petani yang merambah hutan mulai kelihatan hasilnya. Dana hibah yang diberikan oleh Dompet Dhuafa bisa merangkul 15 petani dengan luas tanah lebih dari 1 hektar. Usahanya melebihi target yang dicanangkan. Bahkan dari hasil pertanian tersebut, para petani bisa membantu petani lain dengan budaya gotong royong.
“Sekarang, saya menjadi Pendamping Penerima Manfaat Zakat untuk pertanian di Jawa Barat untuk Dompet Dhuafa. Saya juga punya perusahaan sendiri di bidang pertanian. Tokoh masyarakat di kampung saya malahan sekarang sering meminta bantuan ke saya. Mama saya sampe nangis melihat saya saat ini. Nggak cuma angkat nama keluarga, saya juga angkat nama baik Cibodas.” Ujar Mas Ade bahagia.
“Saya berharap pertanian di Indonesia semakin baik. Saya yakin, Indonesia bakal maju dari hasil pertaniannya karena Indonesia adalah negara agraris. Asal ada generasi penerusnya yang mau bertani. Makanya saya ingin menghapus stigma negatif kalau petani itu kotor, bodoh, dan miskin. Saya juga berharap petani-petani yang dulunya dibantu dari zakat, untuk tidak lupa membayar zakat.” Harap Mas Ade sambil menutup obrolan ini.
Bagaimana Gan tulisan yang ane share barusan? Semoga bisa menginspirasi buat Agan & Sista yang ingin berzakat atau masih takut untuk berzakat. Tenang aja Gan, selama kita berzakat di lembaga zakat yang kredibel seperti Dompet Dhuafa, insya Allah zakat kita bisa memberikan manfaat lebih untuk yang menerimanya. Nggak cuma di bidang pertanian atau ekonomi seperti tadi, Dompet Dhuafa juga menyalurkan dananya untuk kesehatan dengan membuat klinik, pendidikan dan beasiswa untuk anak gak mampu, dan untuk kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Jangan lupa memberikan zakat penghasilan kita 2,5% dan zakat fitrah saat idul fitri nanti. Intinya bukan seberapa besar uang yang kita berikan. Tapi seberapa besar syukur kita terhadap rejeki yang kita punya, dengan memberikan harta kita untuk hidup orang lain. Jadi, #JanganTakutBerzakatlagi ya Gansis! Kalo Gansis mau berzakat, silahkan berikan amal terbaik Agan dan Sista ke Dompet Dhuafa.
Selain membersihkan harta, zakat juga sebagai wujud dari ketaataan bagi orang yang memberikan. Bisa dibilang, “Orang Taat Bayar Zakat”. Jika dikelola dengan baik dan benar, zakat bisa memberikan manfaat lebih ke masyarakat. Salah satunya kelompok tani bentukan Mas Ade yang menerima manfaat dari zakat.
Berikut, kisah nyata yang diceritain sama temen ane di facebook miliknya. Silahkan dibaca Gan tulisan temen ane ini.
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
(HR. Ahmad, Tabrani)
Hari itu, tepatnya April 2019, saya terkagum dengan seorang pria yang berada di panggung kecil, tepat di depan saya duduk. Satu kalimat yang membekas di ingatan saya, pria ini ingin dirinya bermanfaat untuk banyak orang demi menebus kesalahannya di masa lalu. Dirinya mengaku, pernah mengalami over dosis karena narkoba namun tetap hidup berkat rahmat Allah.
“Seperti ada monster kecil di kepala saya”
Namanya Ade Rukmana. Biasa dipanggil Ade. Dia adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Menurut penuturannya, dia anak yang paling “bengkok” dari ketiga kakak-kakaknya. Hingga pada usia 13 atau 14 tahun, Ade yang saat itu kelas 1 SMP mulai mengenal narkoba bersama teman-temannya. Alasannya cuma satu, demi sebuah eksistensi.
Ade yang saat itu masih bersekolah, mulai kecanduan dengan obat-obatan terlarang. Hampir semua jenis Narkoba, sudah pernah dia rasakan. Dari seorang pecandu, Ade menjadi penjual demi memenuhi hasratnya menikmati obat setan itu. Kurang lebih 11 tahun, Ade ‘berteman’ dengan Narkoba. “Saat itu, saya merasa ini bukan saya. Kayak ada monster kecil di kepala saya. Semua yang diberikan Tuhan, saya nggak bisa ngerasain.” Cerita Ade tentang apa yang ada dipikirannya saat itu.
Hingga pada suatu masa, Ade over dosis dan dilarikan ke rumah sakit. Ade merasa depresi. Ingin rasanya, Tuhan segera mencabut nyawanya. Ia melihat kedua orang tuanya merasa sakit akibat ulahnya. Inilah kiamat kecil bagi keluarganya. Mamanya menangis melihat kondisinya saat itu.
“Darah saya memanggil…”
“Setelah sembuh, dari rumah sakit, saya dibawa ke panti rehabilitasi, Rumah Cemara. Pikiran saya mulai terbuka tentang kehidupan. Saya mutusin buat balik ke kampung untuk usaha pertanian. Tapi masyarakat memandang saya sebelah mata. terus bisnis saya gagal. Saya memakai narkoba lagi.” Kenang Mas Ade di awal masa kesembuhannya yang pertama.
Mas Ade pun kembali ke Rumah Cemara. Kata pendampingnya, dia harus bekerja di sini sambil hijrah agar tidak kembali ke jalan yang salah. Hampir 8 tahun Mas Ade mengabdi di tempat itu. Dia benar-benar bersih dari Narkoba. Tapi ada yang mengganjal di hatinya. Dia ingin mengabdi untuk kampungnya lagi. Mas Ade pun keluar dari pekerjaannya dan kembali ke kampung halaman.
Masyarakat masih memandang Ade sebelah mata. Tapi hatinya lebih “siap” dari sebelumnya. Itu hak mereka untuk menganggap Ade adalah butiran debu. Fokusnya hanya ingin melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri dan masyarakat kecil. Ade kembali membangun bisnis pertaniannya dari nol. Jatuh bangun di 3 tahun pertama bahkan sampai harus mengutang sana sini, Ade merasa kuat. Pandangan warga sekitar pada dirinya, sudah tidak digubrisnya lagi.
“Bantuan dari Zakat masyarakat”
Setelah dirinya berhasil melewati di 3 tahun pertama yang penuh dengan kesulitan, Ade mulai bangkit. Tidak mau maju sendirian, Ade mencoba mengajak masyarakat kecil di lingkungan sekitarnya untuk bertani dengan membentuk kelompok tani yang diberi nama Macakal yang artinya berdikari. Namun Ade sadar, dia tidak punya modal yang cukup untuk memfasilitasi Desa Tani-nya.
Tidak mau menyerah, Ade mengirim proposal kepada pihak Dompet Dhuafa untuk memberikan manfaat zakat kepada kelompok taninya. Dia tahu, kalau Dompet Dhuafa tidak hanya menyalurkan zakat dalam bentuk uang dan makanan, tapi juga membantu pemberian dana hibah untuk memutus lingkaran kemiskinan di Indonesia. Dompet Dhuafa merangkul masyarakat di seluruh daerah dengan berbagai program pemberdayaan, agar terciptanya entrepreneur dan lapangan kerja baru.
Keinginannya untuk memakmurkan buruh tani, petani kecil, dan petani yang merambah hutan mulai kelihatan hasilnya. Dana hibah yang diberikan oleh Dompet Dhuafa bisa merangkul 15 petani dengan luas tanah lebih dari 1 hektar. Usahanya melebihi target yang dicanangkan. Bahkan dari hasil pertanian tersebut, para petani bisa membantu petani lain dengan budaya gotong royong.
“Saya membuat mama nangis lagi…”
“Sekarang, saya menjadi Pendamping Penerima Manfaat Zakat untuk pertanian di Jawa Barat untuk Dompet Dhuafa. Saya juga punya perusahaan sendiri di bidang pertanian. Tokoh masyarakat di kampung saya malahan sekarang sering meminta bantuan ke saya. Mama saya sampe nangis melihat saya saat ini. Nggak cuma angkat nama keluarga, saya juga angkat nama baik Cibodas.” Ujar Mas Ade bahagia.
“Saya berharap pertanian di Indonesia semakin baik. Saya yakin, Indonesia bakal maju dari hasil pertaniannya karena Indonesia adalah negara agraris. Asal ada generasi penerusnya yang mau bertani. Makanya saya ingin menghapus stigma negatif kalau petani itu kotor, bodoh, dan miskin. Saya juga berharap petani-petani yang dulunya dibantu dari zakat, untuk tidak lupa membayar zakat.” Harap Mas Ade sambil menutup obrolan ini.
Jakarta, April 2019
Aditya Kurniawan
Bagaimana Gan tulisan yang ane share barusan? Semoga bisa menginspirasi buat Agan & Sista yang ingin berzakat atau masih takut untuk berzakat. Tenang aja Gan, selama kita berzakat di lembaga zakat yang kredibel seperti Dompet Dhuafa, insya Allah zakat kita bisa memberikan manfaat lebih untuk yang menerimanya. Nggak cuma di bidang pertanian atau ekonomi seperti tadi, Dompet Dhuafa juga menyalurkan dananya untuk kesehatan dengan membuat klinik, pendidikan dan beasiswa untuk anak gak mampu, dan untuk kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Jangan lupa memberikan zakat penghasilan kita 2,5% dan zakat fitrah saat idul fitri nanti. Intinya bukan seberapa besar uang yang kita berikan. Tapi seberapa besar syukur kita terhadap rejeki yang kita punya, dengan memberikan harta kita untuk hidup orang lain. Jadi, #JanganTakutBerzakatlagi ya Gansis! Kalo Gansis mau berzakat, silahkan berikan amal terbaik Agan dan Sista ke Dompet Dhuafa.
kelinci99
ReplyDeleteTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino